Papuaekspose.com – 11 narapidana yang kabur dari Lapas Kelas-IIB Nabire, Papua Tengah merupakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang kini masih menjalani hukuman pidana. Terungkap salah seorang dari 11 narapidana yang kabur adalah pembunuh Danramil Aradide Lettu Inf (Anm) Oktovianus Sogalrey, yakni Anan Nawipa.

Pembunuhan terhadap Danramil Aradide terjadi tanggal 10 April 2024 lalu saat korban keluar dari Markas Koramil 1703-4/Aradide di Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua Tengah.

Jenazah korban ditemukan gugur tanggal 11 April 2024 dengan luka tembak. Anan Nawipa yang juga anggota KKB pimpinan Osea Satu Boma ditangkap tanggal 11 Mei 2024.

Kapolres Nabire AKBP Samuel Tatiratu mengakui pihaknya bersama tim dari Lapas Kelas-IIB Nabire sedang berupaya menangkap kembali para 19 narapidana yang kabur.

“Kami berupaya untuk menangkap kembali para narapidana yang kabur dan berharap Masyarakat juga ikut membantu,” kata AKBP Samuel Tatiratu.

Sementara sebelumnya diberitakan, Kepala Operasi Damai Cartenz-2025 Brigjen Faizal Ramadhani mengatakan dari 19 narapidana yang berhasil kabur 11 narapidana di antaranya teridentifikasi sebagai anggota kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM).

“Satgas Operasi Damai Cartenz dikerahkan untuk menangkap kembali para tahanan tersebut. 11 anggota separatis yang berhasil kabur itu merupakan kelompok OPM dari wilayah Puncak Jaya, Puncak, dan Paniai,” katanya dalam siaran pers di Jakarta, Senin (2/6/2025).

Ia menuturkan aksi pelarian mereka berlangsung brutal. Salah-satu narapidana OPM yang berhasil melarikan diri dengan menggunakan senjata tajam adalah Ardinus Kogoya.

“Salah-satu napi bernama Ardinus Kogoya, tiba-tiba menyerang petugas dengan menggunakan parang panjang yang disembunyikan di balik punggung,” ujar Brigjen Faizal.

Parang tersebut, kata Brigjen Faizal dari identifikasi, selama ini memang tersedia di dalam penjara untuk memotong kayu bakar. Akibat serangan tersebut, tiga petugas Lapas Kelas-IIB Nabire yang menjaga tahanan mengalami luka-luka akibat bacokan.

Diketahui petugas yang mengalami luka-luka adalah Rahman selaku kepala jaga lapas.

“Mengalami luka serius pada bagian jari telunjuk kiri,” ujar Brigjen Faizal.

Yan Nawipa yang diketahui sebagai kepala seksi keamanan dan ketertiban di dalam lapas mengalami luka sayatan pada bagian tangan sebelah kiri. Dan Joshua Epimes yang merupakan petugas jaga.

“Mengalami luka pada bagian jari tangan kanan,” kata Brigjen Faizal.

Setelah melakukan penyerangan terhadap para petugas penjara, para narapidana itu melarikan diri melalui area belakang sel tahanan. Para napi itu lari menuju Kompleks KPR Pemda dan menghilang ke wilayah perbukitan.

Dari penyisiran dan pengejaran yang dilakukan oleh tim gabungan bersama Satgas Damai Cartenz ditemukan baju-baju narapidana yang dibuang di area dalam penjara. Dari penelusuran, tiga narapidana yang berhasil kabur itu diketahui keberadaannya di sekitar pasar Oyehe, Pasar Siriwini, dan di Jalan Martadinata di Nabire.

Adapun daftar narapidana yang berhasil kabur tersebut di antaranya adalah Yotenus Wonda, Alison Wonda, dan Tandangan Kogoya. Mereka itu dikatakan Brigjen Faizal adalah anggota kelompok bersenjata di wilayah Puncak Jaya. Alenus Tabuni, Junius Waker, Yantis Murib, Ardinus Kogoa, Pelinus Kogoya, dan Marenus Tabuni diketahui sebagai anggota kelompok separatis dari wilayah Puncak. Lalu Anan Nawipa, dan Yakobus Nawipa yang merupakan anggota kelompok separatis dari Paniai.

“Adapun narapidana Non-KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata-OPM) yang berhasil kabur, adalah Agus Gobay, Yesekhiel Degei, Noal Tekege, Gimun Kogoya, Jenison Gobay, Roy Wonda, Andreas Tekege, dan Salomo Tekege,” kata Brigjen Faizal.

Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook