Natalius Pigai Kecam Teror Kepala Babi Busuk ke Mahasiswa Papua di Bali
Papuaekspose.com – Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) merespon teror kepala babi busuk kepada mahasiswa Papua yang berada di Bali. Menteri HAM Natalius Pigai langsung menerjunkan tim pemantau dari kantor wilayah.
Menteri HAM Natalius Pigai menyebut teror terhadap mahasiswa Papua tersebut merupakan ancaman serius bagi hak-hak dasar seseorang sehingga lembaganya akan mengkaji kasus itu.
“Teror semacam ini jelas bertentangan dengan semangat persatuan serta penghormatan terhadap keberagaman di Indonesia. Kami di Kementerian HAM akan mengkaji data yang diperoleh untuk merumuskan rekomendasi kebijakan dan langkah penanganan lebih lanjut,” kata Menteri HAM Natalius Pigai dilansir dari Antara.
Menteri Natalius Pigai juga mendorong aparat penegak hukum untuk segera melakukan penyelidikan atas kejadian teror itu dan memastikan pelaku bertanggung jawab.
“Mahasiswa Papua berhak untuk belajar, hidup, dan beraktivitas tanpa rasa takut. Semua pihak perlu menjamin agar kejadian serupa tidak terulang kembali demi menjaga kehidupan damai di tengah masyarakat yang majemuk,” ujar Menteri HAM Natalius Pigai.
Sementara Kanwil Kementerian HAM Nusa Tenggara Timur Wilayah Kerja Bali telah menyambangi kediaman para mahasiswa yang dikirimi paket kepala babi di Renon, Denpasar, Bali, Senin (9/6/2025).
Kementerian HAM berdialog dengan mahasiswa asal Papua. Mereka menyampaikan bahwa negara berkewajiban untuk menjamin perlindungan setiap warga negara tanpa diskriminasi, termasuk mahasiswa asal Papua.
“Kami datang untuk memastikan bahwa hak atas rasa aman dan bebas dari ancaman. Hal itu dijamin oleh negara. Ini adalah bagian dari tugas kami di bidang pelayanan dan kepatuhan HAM,” ujar perwakilan Kanwil Kementerian HAM NTT Wilayah Kerja Bali Maria Goreti Jelinda.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Aliansi Mahasiswa Papua, Jeeno Alfred Dogomo membenarkan pihaknya dari mahasiswa Papua di Denpasar, Bali, dikirimi dua paket berisi kepala babi busuk pada Jumat (6/6/2025).
Ketua Aliansi Mahasiswa Papua ini menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Jumat, pukul 15.00 waktu setempat. Saat itu, kontrakan Mahasiswa Papua di Denpasar menerima paket berupa kardus dari pengemudi Grab. Paket itu ditujukan Wemison Enembe dan Yuberthinus Gobay disertai nomor kontak serta keterangan buku “Papua Bergerak”.
Setelah menerima paket, mahasiswa Papua kemudian mengecek paket tersebut. Tapi tidak menemukan buku, melainkan bangkai binatang yaitu kepala babi busuk.
“Ternyata isinya adalah bangkai kepala babi busuk beserta tanah. Teman-teman pun langsung kaget dan menutup hidung karena bau,” kata Jeeno melansir Tempo pada Sabtu, (7/6/2025).
Mahasiswa Papua pengurus aliansi kemudian melakukan penelusuran melalui aplikasi Get Contact untuk mengecek nomor yang tertulis dalam paket. Hasil pengecekan itu menunjukkan sang pengirim terduga atas nama Made Budawan.
Pengecekan terduga sang pengirim sesuai dengan sejumlah foto profil WhatsApp nomor tersebut, serta beberapa laman media sosial seperti Facebook. Aliansi Mahasiswa Papua melihat beberapa potret logo dari baju yang dipakai terduga pengirim terkait dengan organisasi masyarakat Ksatria Dalem Tarukan Kampuh Poleng Tanpa Tepi.
Menurut Jeeno, paket kepala babi busuk yang diterima kemarin berada di dua tempat kontrakan mahasiswa Papua. Pertama pada pukul 15:00 WIB, kedua pada pukul 19.00 WIB.
“Kami sadar ini adalah aktivitas teror oleh kelompok reaksioner dan penguasa guna menakut-nakuti mahasiswa Papua, agar takut untuk terlibat dalam aktivitas organisasi kritis,” kata Jeeno.
Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook