Kapolri Listyo Sigit Prabowo Minta di Pemilu 2024 Kesampingkan Polarisasi Perbedaan Pilihan
Papuaekspose, – Tahun politik 2024 nanti, Kapolri Listyo Sigit Prabowo mulai melakukan antisipasi untuk menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) tetap kondusif.
Kapolri Listyo Sigit Prabowo menggambarkan pada Pemilu 2019 lalu di mana ada kubu cebong dan kampret, tetapi para elite malah saling merangkul. Hal ini dikatakan Kapolri di upacara wisuda STIK, Rabu (21/6/2023).
“Ini yang selalu saya ingatkan bagaimana situasi dan stabilitas Kamtibmas pasti akan terganggu saat akan menghadapi tahun politik,” kata Sigit.
Presiden Jokowi, sambung Kapolri Listyo Sigit Prabowo telah berkali-kali mengingatkan Polri untuk siap menghadapi rangkaian digelarnya Pemilu Serentak 2024. Namun, dia mengatakan Polri telah siap mengantisipasi Pemilu 2024 melalui Program Presisi.
Dia mengatakan terjadi polarisasi di masyarakat karena perbedaan pilihan pada Pemilu 2019 lalu. Dan dirinya berharap masyarakat bawah (grassroot) tidak berkonflik meski beda pilihan pada pemilu.
“Perlu saya berikan gambaran bagaimana pemilu Indonesia pada tahun 2019. Awalnya kita adalah negara dengan polarisasi paling rendah di Asia Tenggara. Namun, pasca-2019, pascapemilu, polarisasi itu masih kita rasakan. Mungkin kalau rekan-rekan lihat di medsos ada cebong ada kampret ada kadrun, terus sekarang apa lagi? Jadi itu terus terjadi di grassroot. Mungkin di elite itu hari ini berantem besok salaman, rangkul-rangkulan, tapi di bawah tidak,” tambahnya.
Sigit menyebut dengan adanya perbedaan pilihan itu, nilai pendidikan itu akan sia-sia dan menghilang nilai keramahan seperti layaknya bangsa Indonesia.
“Dan yang tidak kita rasakan bahwa pendidikan-pendidikan seperti itu akhirnya mengorbankan nilai-nilai di masyarakat kita yang selama ini dikenal ramah, persaudaraannya tinggi, sangat menghormati keberagaman, menjaga keberagaman, menjaga persatuan dan kesatuan, itu mulai luntur,” katanya.
Oleh karena itu, mantan Kabareskrim Polri itu berharap Pemilu 2024 bisa jauh lebih baik dibandingkan Pemilu 2019. Apalagi, katanya, jumlah provinsi Indonesia kini bertambah.
“Sehingga di Pemilu 2024 ini, saya harapkan yang terjadi di tahun 2019 bisa kita tekan. Apalagi provinsinya bertambah dari 34 jadi 38. Jumlah pemilihnya juga bertambah, parpolnya juga bertambah sehingga tentunya ini menjadi tugas berat,” pungkasnya.
Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook