Bawaslu Mimika Siap Gelar Sosialisasi Anti Politik Uang, Anti Kampanye Hitam, dan 1 Orang 1 Suara
Papuaekspose.com, – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Mimika, Papua Tengah mulai bersiap melakukan sosialisasi Anti Politik Uang, Anti Kampanye Hitam (black campaign), dan satu orang satu suara alias tidak menggunakan sistem noken saat mencoblos.
Sosialisai akan dimulai dari tiga kampung yang ada di Distrik Kwamki Narama.
Koordinator Sekretariat (Koorsek) Bawaslu Mimika, Faizal Tura mengatakan, sosialisasi itu bertujuan untuk menolak praktik politik uang, menolak kampanye hitam, dan mengajak satu satu orang satu suara, dalam hal ini tidak menggunakan sistem noken pada Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) 2024 di Kabupaten Mimika.
Selain itu, sosialisasi itu juga untuk menangkal peredaran berita bohong/hoax di tengah masyarakat terkait situasi politik nanti.
Sebab kata dia, berkaca pada pemilu sebelumnya, banyak kabar bohong yang telah beredar sehingga menuai pro kontra di tengah masyarakat hingga bernarasi intimidasi. Salah satu contoh misalnya, adanya temuan seorang anggota KPPS melakukan pencoblosan secara sendiri karena warga pemilih di TPS setempat tak datang takut diintimidasi imbas dari issue hoax.
Akibatnya, surat rekomendasi dari Panwas Distrik dilayangkan untuk dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU).
“Jadi, waktu itu karena ada informasi hoax juga disitu. Mereka (masyarakat) itu seperti takut dan terintimidasi sehingga yang coblos disitu satu orang yaitu KPPS saja, itulah dikeluarkan rekomendasi untuk KPU, tapi KPU tidak tindaklanjuti dengan alasan batas waktu,” ungkap Faizal dikutip Media JMSI Kamis (1/8/2024).
Karenanya, Bawaslu Mimika menurut dia, secara gencar melakukan sosialisasi guna mengantisipasi kabar bohong dari orang-orang yang tak bertanggungjawab pada Pemilukada kali ini. Salah satunya dengan cara sosialisasi tiga poin tersebut.
Kendati demikian, terkait waktu pelaksanaan, pihaknya masih menunggu hasil koordinasi dengan pihak pemangku kepentingan di tiga kampung yang akan dilakukan sosialisasi.
Berbagai elemen di kampung akan dilibatkan seperti tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh pemuda, dan sebagainya.
“Semua orang-orang yang berpengaruh disitu yang kami fokuskan. Karena dari situ nanti mereka bisa informasikan terkait dengan tiga program. Mungkin kita diskusi sambil makan pinang sama-sama, intinya menyatu dengan kearifan lokal lebih baik,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan