Beras Premium Produksi PT Food Station Tjipinang Jaya Dikonfirmasi Kementan Tidak Penuhi Syarat
Papuaekspose.com – Beras premium produksi PT Food Station Tjipinang Jaya dikonfirmasi tidak memenuhi syarat yang berlaku dari hasil uji laboratorium. Merek beras tersebut di antaranya Setra Pulen dan Beras Premium Setra Ramos.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian Moch. Arief Cahyono, dalam keterangan tertulis, Kamis, 17 Juli 2025 mengatakan jika pihak Food Station membutuhkan salinan data hasil laboratorium, silakan menghubungi Satgas Pangan Mabes Polri.
Dijelaskan Arief, kepolisian memiliki seluruh hasil uji yang dilakukan melalui lima laboratorium dan sedang mendalami temuan tersebut. Selain menyalahi aturan, Arief mengatakan merek beras tersebut dijual melampaui harga eceran tertinggi (HET).
Arief mengatakan Kementerian Pertanian juga mengetahui informasi perihal pengakuan salah satu pemilik toko beras di Pasar Induk Beras Cipinang yang mendapat pesanan sebanyak 10 ton beras dari seorang anggota DPRD Jakarta, yang dimasukkan dalam 2.000 karung ukuran lima kilogram.
Menurut Arief, beras premium di setiap karungnya merupakan campuran dari berbagai jenis alias oplosan. Pedagang yang tak mau diungkap identitasnya mengakui praktik ini biasa dilakukan secara terang-terangan untuk mendapatkan harga lebih murah, dan untung lebih banyak.
Arief menegaskan Kementerian Pertanian tidak akan tinggal diam terhadap praktik-praktik yang dinilai merugikan masyarakat. “Kami mengimbau PT Food Station Tjipinang Jaya dan pihak-pihak terkait untuk segera fokus pada perbaikan mutu produk,” kata dia.
Menanggapi temuan tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Solihin memastikan para pengusaha retail tidak memproduksi beras yang diduga merupakan beras oplosan.
“Anggota saya Aprindo tidak memproduksi barang yang dimaksud,” kata Solihin di kantor Kementerian Perdagangan, Kamis, 17 Juli 2025.
Solihin mengatakan pengusaha retail hanya berperan sebagai distributor kepada konsumen. Ia pun menjelaskan para pengusaha juga telah membuat perjanjian kepada produsen soal pembelian beras.
“Dalam kontrak kerja kami kepada pemasok itu jelas yang kita beli adalah beras premium,” tutur dia.
Karena tidak memproduksi beras, Solihin mengatakan para pengusaha tidak memiliki kapasitas untuk mengetahui kualitas bahan pangan tersebut. Namun, ia menyatakan akan menginstruksikan pengusaha menggunakan tenaga ahli untuk mengecek kualitas beras.
Solihin membenarkan salah satu beras dengan merek retail sedang dalam pemeriksaan laboratorium Kementerian Pertanian sebagai salah satu produk yang diduga tidak memenuhi syarat mutu beras premium.
Apabila terbukti sebagai merek oplosan, Solihin menyatakan siap untuk menarik merek beras tersebut dari retail. “Kami akan turun paling pertama,” katanya.
Namun hingga saat ini Solihin mengaku belum mendapatkan instruksi penarikan merek beras tersebut.
Solihin mengatakan pengusaha retail juga akan menagih tanggung jawab produsen. Tanggung jawab itu didasarkan oleh surat pernyataan saat pengusaha retail membeli beras premium dari produsen.
“Dalam kontrak kerja kita dalam membeli produk itu kan sudah jelas. Yang kita terima dan kita bayar seharga beras premium,” ujar dia.
Ia memastikan pengusaha retail tidak mau membeli beras tanpa adanya surat pernyataan dari produsen. Jika terbukti benar produsen mengedarkan beras oplosan, Solihin menyatakan bukan hanya masyarakat yang terkena tipu, melainkan para pengusaha juga.
Kendati isu beras oplosan sedang marak, Solihin mengaku tidak ada penurunan penjualan bahan pangan itu.
“Enggak, lah. Dampak dari mana? Orang tiap hari makan beras,” tandasnya.
Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook