Papuaekspose.com – Buntut omon-omon Prabowo sebut Presiden Soekarno memakai alutsista bekas pada masa pembebasan Irian Barat/Papua Barat pada debat Capres ketiga. Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto meluruskan jika data yang disampaikan dalam debat pada Minggu (7/1/2024) lalu itu keliru.

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto pun mendesak capres nomor urut 2, Prabowo Subianto meminta maaf. “Kami ingin meluruskan pernyataan Pak Prabowo. Sepertinya keliru, pada masa Bung Karno menggunakan peralatan bekas. Itu konteksnya berbeda. Banyak peralatan baru yang dipakai oleh Bung Karno guna pembebasan Irian Barat/Papua Barat,” kata Hasto, Senin (8/1/2024).

“Seperti peralatan dari Yugoslavia. Bahkan dari yang sebagian dipakai untuk pembebasan Aljazair, bangsa-bangsa Islam banyak merdeka karena campur tangan kepemimpinan Bung Karno,” imbuh dia.

Selain itu, Hasto menyebut Bung Karno mendapat pesawat Hercules C130 dari Presiden Amerika Serikan Kennedy dan itu dianggap alutsista baru.

“Sehingga Pak Prabowo sebagai Menhan sayangnya tidak memahami bagaimana postur angkatan perang kita saat itu,” ucap Hasto.

Hasto mengklaim pada era Bung Karno saat itu, alutsista Indonesia merupakan kekuatan angkatan perang terkuat di belahan bumi selatan.

“Ini yang Pak Prabowo seharusnya meminta maaf atas ketidakpahaman terhadap konsepsi pertahanan pada masa Bung Karno yang dipakai untuk pembebasan Irian Barat dan membantu negara-negara Asia Afrika termasuk Aljazair, kemudian Pakistan yang mencoba melepaskan diri dari imprealisme Inggris,” tutur dia.

Sebelumnya, Prabowo Subianto mengkritik calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo terkait data yang salah soal pembelian kapal bekas.

“Data-data yang Bapak ungkapkan terkait masalah kapal bekas, saya ingatkan waktu Bung Karno menghadapi Irian Barat (sekarang Papua) seluruh peralatannya bekas, seluruh pesawat terbang, kapal selam, cruiser (kapal perang multi peran), destroyer (kapal persenjataan lengkap seperti fregat) semuanya bekas, dan kita sampai sekarang pun masih banyak menggunakan yang bekas. Jadi data Bapak, mungkin niatnya baik tapi keliru,” sebut Prabowo.

Sekedar informasi pada 17 April Irian Barat resmi berganti menjadi Papua Barat. Irian Barat merupakan wilayah integral NKRI yang tidak dapat terpisahkan. Sejak Oktober 1962 bendera PBB sudah berkibar berdampingan dengan sang “Merah Putih” di Irian Barat, namun pada 1 Mei 1963 bendera PBB diturunkan dan bendera Merah Putih tetap jaya berkibar hingga saat ini.

Kendati demikian, masih terdapat sekelompok masyarakat Papua yang menginginkan perpisahan dari NKRI dan masih terus berlangsung pada saat ini. Oleh karenanya, perlu diulas kembali tentang sejarah sebagai pengingat dan mengenang bagaimana bergantinya nama Irian Barat menjadi Papua Barat.