Papuaekspose.com – Jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 kondisi sitkamtibmas di Tanah Papua kerap dicederai dengan keonaran akibat minuman keras (miras). Hal ini pun dikeluhkan Ketua Forum Pemuda Kristen di Tanah Papua, Seppi Wanimbo yang meminta pemerintah setempat menutup sementara toko miras selama Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Menurutnya selama periode itu, warga yang mengonsumsi miras setiap Desember kerap membuat onar di lingkungan masyarakat. Terlebih, membuat warga tidak nyaman saat menjalani perayaan Natal.

Seppi Wanimbo dengan terbuka meminta kepada pemerintah Provinsi dan kabupaten kota se-Papua, agar segera mengimbau kepada setiap toko penjual minuman keras tak lagi berjualan dalam bulan Desember 2023 ini apalagi saat Natal.

Dia juga mengatakan bertepatan dengan akhir tahun, miras menjadi pilihan masyarakat karena merasa berada di penghujung tahun dan hari libur.

“Sehingga mereka sering membeli minuman keras dengan jumlah banyak yang bisa berdampak kepada diri mereka dan keluarga, juga mengganggu perayaan natal maka ini harus ada pencegahan oleh pemerintah,” katanya. Kamis (14/12/2023).

Menurutnya, setiap Desember, korban akibat miras terus meningkat. Hal ini bukan malah dihentikan oleh pemerintah tetapi selalu dibiarkan.

“Kapan kita memutuskan rantai kematian seperti ini harusnya pemerintah tegas untuk menutup setiap toko merah selama Desember,” ujarnya.

Seppi berujar, pemerintah bertanggung jawab terkait peredaran miras secara bebas di Papua, karena telah memberikan izin edar.

Selain itu, ia juga meminta kepada seluruh pemilik dan penjual minuman keras yang ada di Papua untuk menghargai Natal dengan tidak menjual miras.

“Penjual minuman keras harus menghargai hari besar warga kristen di seluruh dunia terlebih khusus di tanah Papua, sehingga bagi yang jual beli miras segera tutup,” ujarnya.

Ia juga meminta agar ada kesadaran masyarakat untuk merayakan Natal dengan suasana damai, berusaha untuk merefleksi kehidupannya selama setahun dan mengisinya dengan pengucapan syukur dengan menghindari Miras.

“Lalu kita merayakan hari Natal ini tanpa miras di seluruh Tanah Papua dan menghargai Kelahiran Putra Natal, dengan hati dan pikiran yang bersih bersama keluarga,” pungkasnya.