Papuaekspose, – Kadinkes Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Reynold Ubra melaporkan bahwa stok ketersediaan obat malaria di kabupaten mimika hingga saat ini masih cukup terkendali.

Hal ini dikatakan saat jumpa pers di Hotel Horison Diana, Kota Timika, Papua Tengah Sabtu (27/5) siang.

“Stok obat malaria yang dikelola dinas kesehatan sampai hari ini cukup tersedia,” kata Ubra.

Ia menerangkan, di Dinas Kesehatan Mimika per tahun membutuhkan 3 juta butir pil yang dikenal obat biru itu dalam melayani pasien malaria.

“Karena terbatas sehingga obat malaria yang ada di instalasi, kami prioritaskan untuk rumah sakit dan puskesmas atau faskes milik pemerintah dan TNI-POLRI. Sedangkan faskes swasta bisa mereka mengadakan secara mandiri,” terangnya.

Kadinkes Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Reynold Ubra melaporkan bahwa stok ketersediaan obat malaria di kabupaten mimika hingga saat ini masih cukup terkendali.
Obat Malaria

Menurutnya, harga pil malaria yang diadakan dan dijual oleh fasilitas kesehatan swasta berdasarkan kesepakatan bersama adalah Rp.18.000,00 per tablet. Sementara, obat malaria yang diadakan melalui program nasional digunakan secara gratis atau tidak diperjualbelikan.

Reynold Ubra menegaskan, penyebab penyakit malaria baik tersiana maupun tropica berasal dari gigitan nyamuk yang disebabkan lingkungan yang kurang sehat.

“Kami himbau kepada pasien supaya teratur dan tuntas minum obat dari dokter. Ada yang yang kembali sakit karena tidak tuntas minum obatnya,” pintanya.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, jumlah kasus malaria hingga akhir bulan April 2023 mencapai  31.383 kasus.

Dalam penanganannya, Puskesmas Wania ladeni pasien terbanyak, disusul Puskesmas Pasar Sentral, Puskemas Bintuka, RSMM, Puskesmas Timika, Puskemas Karang Senang dan Puskesmas Timika Jaya. (Red)