Mabes TNI Angkat Bicara Soal Prajurit Aniaya Warga di Papua : TNI Bukan “Superman”
Papuaekspose.com – Video viral yang memperlihatkan para oknum anggota TNI Yonif 300/Raider melakukan penganiayaan terhadap anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bernama Defianus Kogoya di Papua, membuat Mabes TNI akhirnya angkat bicara.
Melalui Kapuspen TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar, Mabes TNI mengucapkan permohonan maaf terhadap segenap warga Papua. Menurutnya ini perbuatan oknum prajurit. Bukan gambaran perilaku TNI secara keseluruhan.
“Kejadian seperti ini kita harus lihat ada pepatah tidak ada gading yang tak retak, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Jadi, satu sisi kita mengakui kenakalan oknum ini. Tapi, tidak fair juga kalau dikatakan ini menjadi gambaran perilaku TNI secara keseluruhan,” kata Nugraha dalam konferensi persnya di Mabes TNI AD, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (25/3/2024).
“Dalam hal ini saya minta juga teman-teman rekan media bisa melihat ini secara arif dan bijaksana, dari segi kegiatan kekerasannya pun tidak setiap hari, tidak setiap bulan, tidak sering, dan yang melakukannya segelintir orang,” sambungnya.
Nugraha mengakui organisasi TNI bukan SUPERMAN dan semua ada titik lemah. Oleh karena itu, pihaknya berupaya melakukan perbaikan-perbaikan.
“Kami pun mengakui organisasi kami bukan yang superman, yang semua ada titik lemah yang selalu kita upayakan perbaiki-perbaiki. Dan itu yang terjadi saat ini kami berusaha sesempurna mungkin menampilkan TNI yang bersahaja yang bersama rakyat TNI kuat,” ujarnya.
Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan, mengakui masih terjadinya kekerasan. Kasus penganiayaan ini, kata dia, tak bisa dikaitkan dengan semua prajurit TNI yang bertugas di Papua.
“Memang kita akui masih ada kekerasan yang terjadi dan kami terus berupaya untuk mencegah itu dan semakin baik, dari hari ke hari semakin baik,” ucap Izak di kesempatan yang sama.
Dia menyebut, saat ini ada 19 ribuan prajurit TNI yang bertugas di Papua.
“Jadi perlu diketahui bahwa prajurit yang ada di Papua yang sedang bertugas di Papua baik itu kodam maupun satgas-satgas yang ada itu totalnya ada 19 ribuan. Yang melakukan kemarin kan hanya berapa orang. Itu jadi tidak bisa digeneralisasi,” ujarnya.
“Yang kan tidak mungkin kita menanam padi di satu hektare ada alang-alang satu terus kita harus tebas semua satu hektare. Nah ini yang sedang kita lakukan oleh TNI yang salah-salah ini kita evaluasi, kita jadikan bahan untuk kita perbaiki, sehingga pelaksanaan tugas ke depan tentunya tidak terjadi lagi hal-hal seperti itu,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan