Papuaekspose.com – Rencana Iran ingin menutup Selat Hormuz gegara konflik dengan Israel dan Amerika Serikat membuat Menteri ESDM Bahlil Lahadalia ketar-ketir. Sebab sekitar 30 persen minyak dari pasokan global dikirim melalui selat itu.

Menteri ESDM ini tak bisa membayangkan efek dari penutupan Selat Hormuz terhadap harga minyak dunia. Kendati demikian, dia menyatakan Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi negara masih terbilang baik.

“Di saat yang bersamaan, perang Israel, Iran dan Amerika ikut, Selat Hormuz sekarang sudah dalam kondisi yang mengerikan juga, karena Parlemen Iran sudah menyetujui untuk penutupan itu,” kata Bahlil Lahadalia saat acara Jakarta Geopolitical Forum (JGF) IX 2025 di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

“Di tengah gejolak ekonomi yang seperti ini, pertumbuhan ekonomi kita di kuartal I, masih tetap di angka 4,85 persen, dengan inflasi kita masih di bawah 3 persen,” sambung Menteri ESDM.

Bahlil Lahadalia pun akan menggelar rapat dengan PT Pertamina (Persero) untuk membahas langkah-langkah strategis dalam menghadapi dinamika global, terutama berkaitan dengan ketersediaan energi. Sebab, jika jalur pelayaran di Selat Hormuz terganggu, maka akan berimbas pada pemenuhan impor minyak nasional.

Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga menyatakan stok bahan bakar minyak (BBM) masih aman di tengah keinginan Iran menutup Selat Hormuz.

“Untuk stok (BBM) saat ini aman,” ujar Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari pada Senin, (23/6/2025), dikutip dari Antara.

Selain ketersediaan BBM, pada kesempatan terpisah, Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso juga mengatakan bahwa stok minyak mentah dalam negeri masih aman. Pernyataan itu merespons situas terkini, di mana Parlemen Republik Islam Iran menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz.

Fadjar menuturkan bahwa Pertamina menyiapkan rute alternatif distribusi minyak mentah, seperti Oman dan India. Biaya operasional yang bakal dipengaruhi oleh perubahan jalur pelayaran itu kini masih dikalkulasi. Penutupan Selat Hormuz, lanjut dia, tentu berdampak pada distribusi mentah.

“Pertamina telah mengantisipasi hal tersebut dengan mengamankan kapal kita, mengalihkan rute kapal ke jalur aman melalui Oman dan India,” kata Fadjar pada Minggu, (22/6/2025).

Lebih lanjut, Corporate Secretary PT Pertamina International Shipping (PIS) Muhammad Baron juga mengatakan, selain menyiapkan rute alternatif, PIS mengutamakan keselamatan awak dan kapal.

“Kami utamakan faktor keselamatan awak dan kapal PIS, sehingga terkait rencana penutupan (Selat Hormuz), kami akan menjalankan rencana rute alternatif untuk menjamin rantai pasokan,” ucap Baron pada Minggu, (22/6/2025).

Baron menyampaikan bahwa PIS bakal mengangkut minyak sesuai dengan jalur pasokannya dan kebutuhan dalam negeri. “(Alternatif) rute yang dimaksud akan kami lakukan sesuai kebutuhan,” ujar Baron.

Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook