Seratusan Guru Sekolah Rakyat Mundur Bukan karena Insentif, Mendikdasmen : Sebagian Karena Domisilinya Jauh
Papuaekspose.com – Adanya pengunduran diri seratusan guru Sekolah Rakyat dipastikan bukan karena masalah upah atau insentif. Seratusan guru itu mengundurkan diri karena alasan domisili yang terlalu jauh dengan lokasi mengajar. Hal ini ditegaskan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti usai kegiatan Rakornas Pembentukan Karakter Anak Bangsa melalui Efektivitas Penerapan Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama pada Satuan Pendidikan RA, MI, MTs, MA/MAK di Jakarta, Kamis (31/7/2025).
“Kalau kemarin yang disampaikan itu sebagian karena domisilinya jauh. Kemudian, yang kedua, ya mungkin ada alasan-alasan lain yang membuat mereka mengundurkan diri,” kata Abdul Mu’ti.
Kemudian, Mendikdasmen mengatakan, sudah melaporkan perihal pengunduran diri para guru Sekolah Rakyat tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto.
Oleh karena itu, menurut Mendikdasmen Mu’ti, masalah pengunduran diri tersebut sudah terselesaikan dan sudah ada penggantinya.
“Soal guru itu kemarin sudah dilaporkan ke Pak Presiden. Soal guru yang mengundurkan diri disampaikan ke kami juga, sudah ada penggantinya, dan sudah dilaporkan Pak Menteri Sosial kepada Pak Presiden. Insya Allah tidak ada masalah,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menyampaikan bahwa dari sekitar 1.500 guru, sebanyak 140 guru Sekolah Rakyat tercatat mengundurkan diri setelah melalui proses seleksi dan penempatan di berbagai titik.
Dia menjelaskan, para guru tersebut mengundurkan diri dengan alasan utama jarak lokasi tugas yang terlalu jauh dari domisili.
Namun Mensos memastikan bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyiapkan pengganti dari kalangan guru yang belum mendapatkan penempatan.
“Sehingga Insya Allah nanti yang mengundurkan diri itu kita hormati karena sebagian besar alasannya terlalu jauh dari domisili,” kata Mensos pada 29 Juli 2025.
Kemudian, Mensos yang karib disapa Gus Ipul ini menyebut bahwa lebih dari 50 ribu guru siap menggantikan guru Sekolah Rakyat yang mengundurkan diri setelah proses seleksi dan penempatan.
“Sudah banyak yang siap untuk menggantikannya, karena ada 50.000 lebih guru yang telah mengikuti proses pendidikan profesi guru yang belum mendapatkan penempatan,” kata Gus Ipul.
Diketahui, proses belajar mengajar di Sekolah Rakyat telah mulai berjalan sejak 14 Juli 2025. Hanya saja, masih dalam masa pengenalan atau orientasi siswa Sekolah Rakyat selama dua pekan.
Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook