Papuaekspose.com – Tokoh intelijen dan militer Indonesia A.M. Hendropriyono dinilai mencoba mengarahkan opini publik agar tidak menyalahkan lingkar kekuasaan Jokowi adalah bentuk pembodohan. Hal ini pun dikutuk kritikus politik sekaligus Ketua Progres 98, Faizal Assegaf yang juga meminta agar Hendropriyono segera di tangkap.

Faizal menegaskan bahwa gelombang kerusuhan yang melanda berbagai daerah adalah bukti nyata kegagalan tata kelola pemerintahan Presiden Joko Widodo selama 10 tahun terakhir.

“Jangan bodohi rakyat dengan manuver politik murahan. Fakta kerusuhan dan kekacauan ini adalah hasil dari salah urus Jokowi selama satu dekade, Seharusnya Hendropriyono yang di tangkap,” tegas Faizal seperti dikutip dari video viral di akun instagram faisal.asegaf, Senin 1 September 2025.

Faizal menuding lingkar inti kekuasaan Jokowi bermanuver di tengah kerusuhan, berganti topeng dalam berbagai drama politik, seolah-olah pihaknya tidak terlibat dalam kegaduhan nasional.

“Jejak sepuluh tahun penuh arogansi, kebohongan, dan kelicikan kini berbalik menjadi petaka nasional. Jangan cuci tangan seolah bersih,” katanya.

Ia  mengingatkan bahwa berbagai masalah, mulai dari dugaan pelanggaran HAM, skandal politik, hingga kekerasan terhadap masyarakat kecil, tak lepas dari lemahnya tata kelola negara di era Jokowi.

Faizal menyebut, bahwa Hendropriyono ingin mengesankan sebagai jenderal yang senior yang ingin membela rakyat. padahal hendropriyono kerap ada di berbagai peristiwa kejahatan termasuk kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib pada 2004.

Faizal menilai situasi ini seharusnya menjadi bahan evaluasi penting bagi pemerintahan Prabowo Subianto.

Menurutnya, akar masalah ada di jantung kekuasaan, bukan faktor eksternal.

“Sumber kerusakan negara ini ada di meja presiden. Kalau tidak dievaluasi, sejarah kelam ini akan terus berulang,” ujar Faizal.

Sebagai aktivis Reformasi 1998 dan pendiri Presidium Alumni 212, Faizal dikenal sebagai pengkritik keras berbagai rezim, mulai dari era SBY-Boediono hingga Jokowi-JK.

Ia menegaskan kritiknya kali ini bukan semata menyerang, melainkan untuk membuka mata publik terhadap realitas politik yang selama ini ditutupi.

Kronologi Kerusuhan Agustus 2025

28 Agustus: Demo dimulai damai dipicu oleh isu tunjangan anggota DPR Rp50 juta/bulan.

Memuncak saat ojek online Affan Kurniawan tertabrak Barakuda Brimob dan tewas, pemicu emosi massa yang makin meluas.

29-30 Agustus: Demonstrasi meluas ke Surabaya, Bandung, Yogyakarta terjadi pembakaran kantor DPRD dan mess MPR, serta vandalism besar-besaran; termasuk penjarahan rumah pejabat dan fasilitas publik.

30 Agustus: Tragedi di Makassar: tiga orang tewas setelah massa membakar gedung DPRD Sulsel. Presiden Prabowo memerintahkan penindakan tegas kepada pelaku.***

Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook