Papuaekspose.com – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo disebut ikut berperan penting dalam mewujudkan program swasembada pangan era Presiden Prabowo Subianto. Hal ini diutarakan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas).

Zulhas menyebut Kapolri Jenderal Listyo berkontribusi dalam memastikan harga beli gabah ke petani tetap tinggi. Ia awalnya menyinggung soal peran Polri dalam mewujudkan swasembada pangan dengan program penanaman jagung se-Indonesia. Hal itu dilakukan sebagai komitmen menciptakan ketahanan pangan secara cepat dan maksimal.

“Pak Kapolri terima kasih banyak, antara lain dukungan penting Pak Kapolri menanam jagung. Kalau Kapolri dukung, jadi cepat kita punya produksi,” kata Zulhas dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (13/5/2025).

Zulhas kemudian menyinggung pengalamannya ketika masih menjabat sebagai menteri perdagangan (mendag) periode 2022-2024. Ketika itu, harga gabah sebesar Rp 4.450 per kilogram (kg), tidak bisa naik lagi lantaran adanya peraturan presiden (perpres) yang menyataka bahwa Bulog hanya bisa memilih gabah dengan harga tersebut.

“Karena itu, petani yang jadi korban harga murah, terus yang untung tengkulak. Saya jadi mendag baru dua minggu, saya bilang ini tak berubah banyak nasib petani. Kata paling tinggi, ganti paling rendah. Bulog beli gabah paling tinggi diganti paling rendah, dari situ hari ini gabah sudah Rp 6.500,” ujar Zulhas.

Dengan harga yang naik hampir 50 persen sekarang ini, Zulhas mengaku, bukan berarti sudah tidak ada lagi tantangan di level petani. Pasalnya, pabrik dan tengkulak masih membeli gabah dari petani dengan harga Rp 5.000 per kg.

Menurut ketua umum DPP PAN tersebut, dalam urusan itulah diperlukan peran dari Kapolri. Dia menilai, Jenderal Listyo dapat memastikan agar pabrik dan tengkulak bisa menjaga agar pabrik harus membeli gabah ke petani dengan harga tinggi.

Caranya, jajaran kepolisian ikut mengontrol praktik di lapangan. Alhasil, tidak ada lagi sekarang pabrik yang membeli gabah petani di bawah ketetapan pemerintah.

“Apa pentingnya? Kalau Kapolri berdiri, kita tinggal ngomong dan panggil wartawan banyak, ‘eh pabrik-pabrik padi awas ya kalau petani tidak dibeli harga Rp 6.500. Hati-hati ini ada Kapolri samping saya.’ Rata-rata sekarang sudah hampir semua pabrik beli Rp 6.500,” kata Zulhas.

Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook