Papuaekspose.com – Menteri BUMN Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar AS secara optimal dan sesuai kebutuhan. Hal itu dilakukan lantaran bergejolaknya ketegangan geopolitik saat ini.

Namun Menteri BUMN Erick Thohir menampik kabar tersebut jika dirinya menginstruksikan BUMN membeli dolar dalam jumlah banyak di tengah ketegangan geopolitik.

Sekedar informasi Rupiah loyo dalam penutupan perdagangan akhir pekan. Nilai tukar rupiah ditutup Rp 16.260 per USD.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut kenaikan harga energi global yang sulit turun di situasi perang berdampak pada kebutuhan belanja bahan baku impor sejumlah BUMN. Selain itu penguatan dolar Amerika Serikat terhadap sejumlah mata uang termasuk rupiah juga berdampak pada BUMN dengan porsi utang luar negeri dalam dolar AS yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, dan MIND ID.

Erick menjelaskan kenaikan harga energi global dan penguatan dolar itu disebabkan oleh tingkat inflasi di Amerika Serikat yang sulit turun. Begitupun dengan Bank Sentral dunia yang menunda kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan.

Akibatnya terjadi capital outflows dari negara berkembang. Lalu, kenaikan imbal hasil obligasi negara yakni 6,98 persen. Serta kenaikan suku bunga pasar dana (funding market), hingga kredit. Guna mengantisipasi dampak tersebut, Erick mengimbau agar pembelian dolar dilakukan secara tepat guna.

Rupiah Loyo dalam Penutupan Perdagangan Akhir Pekan, Rp 16.260 per USD

Dolar Amerika Serikat menguat dalam perdagangan akhir pekan, Jumat, 19 April 2024. Nilai tukar rupiahditutup melemah 81 poin ke level Rp 16.260 per dolar AS. Pada perdagangan hari sebelumnya, rupiah ditutup pada level Rp 16.179 per dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi kurs rupiah baru akan menguat pada penutupan perdagangan Senin pekan depan.