Timika  Pemerhati Sosial Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Frans Gare meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) bersama DPRD Mimika untuk memperhatikan kesejahteraan Guru Honorer Swasta di wilayah pedalaman Kabupaten Mimika.

Atensi itu terpaksa diberikan karena Ia mengaku prihatin dengan melihat kondisi perekonomian yang diderita para guru honorer khususnya pengabdi di daerah terpencil saat ini.

“Gaji mereka (guru honorer) tidak cukup untuk kebutuhan perekonomian. Apalagi mereka yang sudah berkeluarga, kasihan sekali,” kata Frans.

Guru honorer swasta itu menurutnya, mereka menerima upah per bulan berkisar Rp2.500.000. Sedangkan harga barang termasuk kebutuhan pokok sehari-hari di lokasi pengabdian sangat mahal.

“Ini kan kasihan, apa yang mereka dapat tidak sebanding dengan pengeluaran. Boro-boro harap imbalan pengabdian, sudah tentu mereka jauh dari kata sejahtera,” sentil Frans.

Menyikapi hal itu, pemerhati sosial itu berharap para pengambil kebijakan agar segera menaruh perhatian dalam hal kesejahteraan bagi para pencetak generasi emas mimika, papua tersebut.

“Semoga legislatif maupun eksekutif memperhatikan para guru swasta yang terus mengeluh soal kesejahteraan mereka ini. Kalau bisa mereka diberikan insentif tugas di daerah terpencil,” tutupnya.