Papuaekspose.comDinas Ketahanan Pangan Kabupaten Jayapura mencatat cadangan beras Pemkab Jayapura, Papua mencapai 1.000 ton sehingga cukup dan aman selama bulan suci Ramadan 1445 Hijriah hingga Lebaran 2024. Hal ini dikatakan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Jayapura Suliyono di Sentani, Jumat (8/3/2024).

“Cadangan beras pemerintah itu belum termasuk beras yang ada di distributor maupun pasar. Jadi saya tegaskan di sini, persediaan bahan pokok khusus beras aman untuk satu setengah bulan ke depan dan itu berarti cukup untuk memenuhi kebutuhan selama puasa dan lebaran,” kata Suliyono, kepada awak media.Menurut Suliyono, dengan kondisi ini maka masyatlrakat di Kabupaten Jayapura dapat menyambut bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah dengan baik.

“Segala kebutuhan sehari-hari tersedia di pasaran, masyarakat tidak perlu khawatir tentang stok barang-barang kebutuhan pokok di pasar,” ujarnya.

Dia menjelaskan harga barang di pasar sentral saat ini relatif normal karena beberapa minggu terakhir pihaknya turun langsung mengecek persediaan dan harga barang.

“Jadi normalnya barang di pasaran ada intervensi langsung dari pemerintah untuk menjaga lonjakan harga yang menyebabkan angka inflasi pun ikut naik,” katanya.

Dia menambahkan harga di pasaran juga tergantung pengecer memperoleh barang tersebut dari distributor pertama atau dari pihak pengecer lain.

“Kalau pengecer memperolehnya dari distributor langsung harganya lebih rendah dibanding pengecer dapat dari pengecer lain, otomatis harga agak sedikit tinggi,” ujarnya.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Papua, laju inflasi pada Februari 2024 daerah itu sebesar 2,02 persen, dengan kelompok pendidikan menyumbang 7,49 persen, kelompok transportasi 3,53 persen dan kelompok makanan 3,21 persen.

Sementara yang terjadi penurunan inflasi dari kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,44 persen, kelompok perumahan, udara, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,55 persen dan kelompok informasi, komunikasi, jasa keuangan sebesar 0,23 persen, kelompok rekreasi, olahraga, budaya, sebesar 0,26 persen.